daia 4d

violet itu warna apa - Produksi Bawang Merah dan Cabai Diyakini Aman Menjelang Puasa dan Lebaran

2024-10-06 20:08:32

violet itu warna apa,wargaqq login,violet itu warna apa
JPNN.com » Ekonomi » Makro » Produksi Bawang Merah dan Cabai Diyakini Aman Menjelang Puasa dan Lebaran

Produksi Bawang Merah dan Cabai Diyakini Aman Menjelang Puasa dan Lebaran

Sabtu, 06 Januari 2024 – 16:45 WIB Produksi Bawang Merah dan Cabai Diyakini Aman Menjelang Puasa dan LebaranFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comTanaman bawang merah dan cabai yang tumbuh subur di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, GARUT - Kabupaten Garut sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah dan cabai terbesar di Jawa Barat diandalkan mampu menopang pasokan nasional, terutama menghadapi puasa dan Lebaran pada Maret-April 2024 mendatang.

Sentra utama produksi bawang merah Garut berada di Kecamatan Bayongbong serta daerah penyangga sekitarnya, seperti Sukaresmi, Cilawu, Cisurupan dan Sucinaraja.

Sementara untuk cabai hampir tersebar di seluruh kecamatan, utamanya di Bungbulang, Caringin, Banyuresmi, dan Cisurupan.

Baca Juga:
  • Update Harga Cabai Hari Ini, Mendag Ungkap Perlu Teknologi untuk Distribusi

Pada musim tanam akhir 2023, para petani sempat dilanda kekhawatiran akibat dampak El Nino yang menyebabkan hujan tidak stabil sehingga tanaman banyak yang sudah terlanjur ditanam memgalami kekurangan air.

Namun seiring dengan turunnya kembali hujan yang diprediksi cukup stabil, petani kini bisa bernafas lega.

Saat dikonfirmasi, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto optimistis pasokan bawang merah dan cabai jelang puasa dan Lebaran 2024 aman terkendali, salah satunya dari Garut, Jawa Barat.

Baca Juga:
  • Panen Bawang Merah di Brebes, Mentan: Saya Senang Produksinya Semakin Baik

"Berdasarkan laporan dari tim yang kami terjunkan langsung ke lokasi, total area penanaman di bulan Desember atau Januari di Bayongbong dan sekitarnya lebih dari 1.500 hektare," kata Dirjen Prihasto dalam keterangannya, Sabtu (6/1).

Dirjen Prihasto mengungkapkan akibat El Nino yang panjang tahun ini ada sekitar 30 persen diperkirakan hasilnya tidak optimal akibat kekurangan air.